CianjurNewsFlash (CNF) - Mulai tingginya persoalan sosial di Kabupaten Cianjur, seperti
gelandangan pengemis (gepeng), anak jalanan (anjal) dan wanita penjaja
seks (WPS), membuat Pemkab Cianjur tidak maksimal dalam menyelesaikan
persoalan tersebut.
Hal ini dikarenakan, Pemkab Cianjur belum
memiliki panti sosial untuk menanggulangi para penyakit sosial
tersebut. Selama ini Pemkab Cianjur mengirimkan para gepeng, anjal dan
wps ke panti sosial di Sukabumi.
Kabid Penegakan Perda Satpol PP
Kabupaten Cianjur Sulaeman Madza mengatakan, tidak adanya panti sosial
di Cianjur membuat pihaknya kesulitan dalam menindaklanjuti setiap
selesainya razia seperti gepeng, anjal dan wps.
"Untuk dititip ke
panti sosial di Sukabumi kita harus menunggu permintaan dari mereka
(panti sosial, red) dan itu juga membutuhkan biaya besar," katanya saat
ditemui wartawan di kantornya, Jum'at(8/3/13).
Dia menuturkan,
upaya pembinaan berkelanjutan terhadap para gepeng, anjal dan wps yang
terjaring razia di wilayah Cianjur oleh petugas masih minim.
"Minimnya
pembinaan itu mengakibatkan mereka (gepeng, anjal dan wps, red) terus
kembali beroperasi di jalanan meskipun telah mendapatkan pembinaan di
panti rehabilitasi sosial," ucapnya.
Sulaeman menjelaskan,
kebutuhan panti sosial dirasa makin mendesak karena mulai berdatangannya
gepeng dan anjal musiman dari luar kota.
"Dapat kita lihat
setiap hari jumat puluhan gepeng berjajar di halaman Mesjid Agung
Cianjur, dan mereka ada yang berasal dari luar kota Cianjur, meskipun
ada yang asli Cianjur," jelasnya.
Sementara itu, Agung (35) salah
seorang warga mengungkapkan, dirinya cukup merasa terganggu dengan
mulai maraknya gepeng dan anjal di Cianjur, apalagi mereka sudah berani
memaksa minta untuk diberi.
"Seperti di angkum, mereka selalu
maksa untuk diberi uang receh tiap kali naik ke dalam angkum," katanya
dengan nada kesal.
No comments:
Post a Comment