Monday, April 7, 2014

Belasan Kilometer Jalan Desa Rusak Parah


CianjurNewsFlash (CNF) - Pemandangan cukup memprihatinkan saat masuk menuju wilayah Desa Sukatani Kecamatan Pacet. Jalan belasan kilometer di wilayah ini mengalami rusak parah, bahkan sudah tidak layak untuk dilewati kendaraan.

Belasan kilometer ruas jalan yang memiliki lebar sekitar delapan meter itu kondisinya rusak parah. Bahkan sebagian ruas jalan terlihat seperti kubangan yang berisikan batu besar dengan kedalaman sekitar mata kaki orang dewasa.

Para pengguna jalan terutama pengendara sepeda motor pun harus selalu berhati-hati ketika melintasi jalan tersebut. Bahkan penumpang kendaraan roda dua pun harus rela jalan kaki sampai pengendera motor meyakini kondisi jalan bisa dilalui.

Jalan yang lokasinya tidak jauh dari Istana Presiden Republik Indonesia Cipanas itu juga membuat segala aktivitas warga Desa Sukatani yang banyak bermata pencaharian sebagai petani sayuran mengeluh. Pasalnya ratusan petani sayur ini tidak bisa menjual hasil bumi yang mereka tanam secara maksimal.

Rusman (38) warga RT 03/RW 08, Kampung Gunung Putri, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, mengatakan, pendapatannya berkurang sebesar 50 persen sejak enam bulan ini, akibat akses jalan yang menuju kampung tersebut rusak parah.

"Penghasilan saya turun sekitar 50 persen. Kalau sebelum kondisi jalan masih bagus, penghasilan cukup bisa diandalkan," kata Rusman, kemarin (8/4).

Dia menuturkan, ongkos pengiriman sayur naik. Pasalnya para bandar yang menampung sayur dari Kampung Gunung Putri tidak mau rugi akibat sayuran yang dibeli tidak sebanyak sebelum jalan rusak. Karena itu harga sayur di pasar mulai merangkak naik.

"Selain dari pengaruh cuaca, harga sayur naik memang juga akibat dari imbas buruknya infrastruktur. Kami merasakan betul akibat rusaknya jalan kami mengalami kerugian cukup besar," ucap petani berawakan kecil ini.

Dia menjelaskan, Kampung Gunung Putri merupakan pemasok utama sayuran di Jakarta dan Bekasi. Setiap harinya kampung ini mampu memproduksi 25 ton sayuran dari berbagai jenis. Mulai dari wortel, bawang, sawi, brokoli, dan sayuran lainnya. Aktivitas penjualan sayur pun tidak pernah berhenti setiap hari. Menurutnya, mulai dari jam 2 pagi, para petani sudah menjual hasil sayurannya kepada para bandar.

"Kalau begini terus kami (petani) yang selalu dirugikan. Karena, selain tidak bisa menjual sayur dengan jumlah yang maksimal sebesar 25 ton, banyak sayur juga yang membusuk dan jumlanya menyusut karena lama tidak diambil langsung para bandar untuk dijual," jelasnya. 

Dikatakanhya, setiap harinya para petani bisa kehilangan hasil sayuran sekitar 250 kg akibat membusuk. Menurutnya, ketika sayur sudah dipanen seharusnya langsung dikirim.

Maman (42) Ketua RW 8 mengatakan, jalan di Desa Sukatani atau akses yang menuju kampungnya sudah mengalami kerusakan sejak lama. "Sudah dua tahun kondisi jalan yang menuju kampung kami dalam keadaan yang rusak parah. Dan jalan ini merupakan jalan kabupaten," ungkap Maman.

Maman mengungkapkan, akibat kerusakan jalan itu tidak hanya berdampak terhadap kegiatan ekonomi masyarakat. Menurutnya, kegiatan pendidikan juga sedikit terganggung akibat rusaknya jalan tersebut.

"Kalau hujan banyak warga yang tidak mau keluar karena berbahaya. Jalannya nyaris menyerupai sungai sehingga sulit membedakan mana lubang mana jalan. Akibatnya banyak anak-anak sekolah di luar kampung memilih diam di rumah. Selain itu alat transportasi umum tak mau mengambil resiko ketika hujan datang," ujar Maman.

Maman menambahkan, infrastruktur jalan seharusnya selalu bagus. Menurutnya infrastruktur merupakan penopang semua kegiatan masyarakat setiap harinya. Apalagi Kampung Gunung Putri ini berada di kaki Gunung Gede.

"Idealnya jalan yang rusak harus cepat dibenahi karena jalan yang kami miliki ini penopang kehidupan masyarakat. Apalagi di bawah kami ada Istana Cipanas. belum lagi kampung kami kawasan singgah para pendaki," ujar Maman.

Maman mengakui, selama ini masyarakat RW 8 mengandalkan dana swadaya masyarakat untuk menambal jalan-jalan yang rusak. Namun perbaikan yang menggunakan dana yang dikumpulkan dari 450 KK itu tidak bertahan lama lantaran setiap harinya banyak kendaraan melintasi jalan tersebut. Apalagi pihaknya hanya menggunakan bahan material seadanya lantaran tidak semua masyarakat mampu menyumbang untuk perbaikan jalan."Saya berharap adanya, kepedulian dari Pemkab Cianjur untuk segera memperbaiki jalan yang ada di desa kami iniK," pungkasnya. (ang)

No comments:

Post a Comment