CianjurNewsFlash (CNF) - Pemandangan cukup memprihatinkan saat masuk menuju wilayah Desa
Sukatani Kecamatan Pacet. Jalan belasan kilometer di wilayah ini
mengalami rusak parah, bahkan sudah tidak layak untuk dilewati
kendaraan.
Belasan kilometer ruas jalan
yang memiliki lebar sekitar delapan meter itu kondisinya rusak parah.
Bahkan sebagian ruas jalan terlihat seperti kubangan yang berisikan batu
besar dengan kedalaman sekitar mata kaki orang dewasa.
Para
pengguna jalan terutama pengendara sepeda motor pun harus selalu
berhati-hati ketika melintasi jalan tersebut. Bahkan penumpang kendaraan
roda dua pun harus rela jalan kaki sampai pengendera motor meyakini
kondisi jalan bisa dilalui.
Jalan yang lokasinya tidak jauh dari Istana
Presiden Republik Indonesia Cipanas itu juga membuat segala aktivitas
warga Desa Sukatani yang banyak bermata pencaharian sebagai petani
sayuran mengeluh. Pasalnya ratusan petani sayur ini tidak bisa menjual
hasil bumi yang mereka tanam secara maksimal.
Rusman (38) warga
RT 03/RW 08, Kampung Gunung Putri, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet,
mengatakan, pendapatannya berkurang sebesar 50 persen sejak enam bulan
ini, akibat akses jalan yang menuju kampung tersebut rusak parah.
"Penghasilan
saya turun sekitar 50 persen. Kalau sebelum kondisi jalan masih bagus,
penghasilan cukup bisa diandalkan," kata Rusman, kemarin (8/4).
Dia menuturkan, ongkos pengiriman sayur
naik. Pasalnya para bandar yang menampung sayur dari Kampung Gunung
Putri tidak mau rugi akibat sayuran yang dibeli tidak sebanyak sebelum
jalan rusak. Karena itu harga sayur di pasar mulai merangkak naik.
"Selain
dari pengaruh cuaca, harga sayur naik memang juga akibat dari imbas
buruknya infrastruktur. Kami merasakan betul akibat rusaknya jalan kami
mengalami kerugian cukup besar," ucap petani berawakan kecil ini.
Dia
menjelaskan, Kampung Gunung Putri merupakan pemasok utama sayuran di
Jakarta dan Bekasi. Setiap harinya kampung ini mampu memproduksi 25 ton
sayuran dari berbagai jenis. Mulai dari wortel, bawang, sawi, brokoli,
dan sayuran lainnya. Aktivitas penjualan sayur pun tidak pernah berhenti
setiap hari. Menurutnya, mulai dari jam 2 pagi, para petani sudah
menjual hasil sayurannya kepada para bandar.
"Kalau begini terus
kami (petani) yang selalu dirugikan. Karena, selain tidak bisa
menjual sayur dengan jumlah yang maksimal sebesar 25 ton, banyak sayur
juga yang membusuk dan jumlanya menyusut karena lama tidak diambil
langsung para bandar untuk dijual," jelasnya.
Dikatakanhya, setiap harinya para petani
bisa kehilangan hasil sayuran sekitar 250 kg akibat membusuk.
Menurutnya, ketika sayur sudah dipanen seharusnya langsung dikirim.
Maman
(42) Ketua RW 8 mengatakan, jalan di Desa Sukatani atau akses yang
menuju kampungnya sudah mengalami kerusakan sejak lama. "Sudah dua tahun
kondisi jalan yang menuju kampung kami dalam keadaan yang rusak parah.
Dan jalan ini merupakan jalan kabupaten," ungkap Maman.
Maman
mengungkapkan, akibat kerusakan jalan itu tidak hanya berdampak terhadap
kegiatan ekonomi masyarakat. Menurutnya, kegiatan pendidikan juga
sedikit terganggung akibat rusaknya jalan tersebut.
"Kalau hujan
banyak warga yang tidak mau keluar karena berbahaya. Jalannya nyaris
menyerupai sungai sehingga sulit membedakan mana lubang mana jalan.
Akibatnya banyak anak-anak sekolah di luar kampung memilih diam di
rumah. Selain itu alat transportasi umum tak mau mengambil resiko ketika
hujan datang," ujar Maman.
Maman menambahkan, infrastruktur
jalan seharusnya selalu bagus. Menurutnya infrastruktur merupakan
penopang semua kegiatan masyarakat setiap harinya. Apalagi Kampung
Gunung Putri ini berada di kaki Gunung Gede.
"Idealnya jalan yang
rusak harus cepat dibenahi karena jalan yang kami miliki ini penopang
kehidupan masyarakat. Apalagi di bawah kami ada Istana Cipanas. belum
lagi kampung kami kawasan singgah para pendaki," ujar Maman.
Maman
mengakui, selama ini masyarakat RW 8 mengandalkan dana swadaya
masyarakat untuk menambal jalan-jalan yang rusak. Namun perbaikan yang
menggunakan dana yang dikumpulkan dari 450 KK itu tidak bertahan lama
lantaran setiap harinya banyak kendaraan melintasi jalan tersebut.
Apalagi pihaknya hanya menggunakan bahan material seadanya lantaran
tidak semua masyarakat mampu menyumbang untuk perbaikan jalan."Saya
berharap adanya, kepedulian dari Pemkab Cianjur untuk segera memperbaiki
jalan yang ada di desa kami iniK," pungkasnya. (ang)
No comments:
Post a Comment