CianjurNewsFlash (CNF) - Ratusan masyarakat Ciguntur dan Maleber Kecamatan Pacet Cianjur mendatangi gedung DPRD kabupaten Cianjur, Selasa (10/2/15). Maksud kedatangan mereka yaitu untuk menyampaikan aspirasi masyarakat dari kedua desa tersebut.
Mereka mendesak DPRD Kabupaten Cianjur untuk menyelesaikan kasus tanah di Ciguntur dan juga Maleber yang sampai saat ini belum selesai dikarenakan ada oknum dewan yang bermain. "Kami tidak menuntut ke PT. Tenggara, tapi kami menuntut oknum anggota Dewan yang bermain dengan PT. Tenggara, supaya dihentikan dikarenakan masyarakat mau diadu dombakan. Indikasinya dengan adanya relokasi." Demikian yang dikatakan oleh Endang Supriatna, selaku petani dan juga koordinator aksi, ketika ditemui seusai menyampaikan
Dikatakannya bahwa mereka telah lama memperjuangkan tanah yang sudah sekian tahun mereka garap. "Masyarakat menggarap lahan HGU dikarenakan awalnya terlantar. Dimana awalnya tanah tersebut diharuskan menyewa oleh oknum yang kala itu PT. Sabina, yaitu pada 1977," jelasnya.
Endang menambahkan bahwa selama 24 tahun ini pihaknya terus memperjuangkan agar dapat disertifikatkan namun selamu mendapatkan hambatan. "Sekitar 89 hektar sebagai Hak Guna Usaha (HGU), dibawahnya ada sekitar 215 hektar dan pada 1990 telah digarap oleh masyarakat petani dari Ciguntur dan Maleber," tambahnya.
Sebelumnya yaitu pada 15 Januari lalu juga ada sekelompok massa mendatangi kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kanupaten Cianjur di jalan Raya Bandung (Sadewata) Cianjur, dimana mereka mengatasnamakan warga Ciguntur dan juga Maleber namun pihaknya mengetahui bahwa massa tersebut bukan petani penggarap. "Saya jamin mereka yang mengatasnamakan masyarakat (Maleber dan Ciguntur.red) yang datang ke kantor BPN, itu bukan petani penggarap dan mereka sendiri tidak memiliki lahan garapan satu meterpun. Mereka hanya orang suruhan yang dibayar Rp30ribu," tegasnya.
Pihaknya menilai sebelum dilakukan relokasi harusnya ada tempat kosong yang tersedia. Padahal tempat di Ciguntur sudah penuh oleh para petani penggarap. "Seandainya suatu saat terjadi relokasi masyarakat Maleber pindah ke Ciguntur, apakah akan diterima begitu saja. Seandainya tidak, apa yang akan terjadi, "Kalau saja keamanan tidak terkendali, mungkin terjadi saling serang antara petani dengan petani lain. Itulah yang diinginkan oleh oknum tersebut. Inilah yang kami bendung selama ini." ucap Endang.
Adapun jumlah petani penggarap di Ciguntur berjumlah 1.006 orang dan dari Maleber berjumlah 320 orang. Pihaknya tidak mau terpancing oleh skenario yang disusun oleh oknum tersebut. "Kami menolah relokasi dan harga mati dimana hal itu akan mengadu domba antar petani. Kami yang diperalat oleh oknum dewan agar diadu domba dan kalau ini terjadi, oknum tersebut yang mendapatkan hasilnya," ujarnya.
Ratusan petani tersebut diterima oleh salah satu anggota dewan. Massa tersebut sempat memberikan hasil ladang mereka yang di angkut dengan menggunakan dua kendaraan picup dan diberikan kepada anggota dewan. Sekitar satu jam, akhirnya massa yang mengendarai puluhan angkutan kota tersebut membubarkan diri dengan tertib. (FI/ferrycia)
No comments:
Post a Comment