CianjurNewsFlash (CNF) - Semakin hari penumpukan sampak di wilayah
Cianjur kota semakin banyak. Tidak hanya yang sifatnya organik tetapi non
organik. Untuk sampah organik di beberapa wilayah dapat menghasilkan sesuatu
yang bernilai ekonomis. Seperti dengan mengolahnya menjadi pupuk atau menjadi
bahan bakar rumah tangga.
Lain halnya dengan sampah plastik. Sampah plastik baru bisa terurai setelah 100 tahun berada
dalam tanah, bisa juga lebih, tergantung pada jenis plastiknya.
Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) kab
Cianjur menilai sampah plastik yang dikeluarkan baik dari rumah, kantor, pasar
tradisional, pasar modern dan juga toko, sangat besar volumenya. "Kami
telah melakukan sosialisasi dan menghimbau kepada pihak toko modern untuk
membatasi pemakaian kantung plastik". Demikian yang dikemukakan oleh Evi
Hidayah selaku kasubid pengawasan dan pengendalian pencemaran air dan udara.
Evi mengakui bahwa himbauan tersebut baru menyentuh
pasar atau toko-toko modern dan belum menyentuh pasar tradisional. Dirinya
pernah menyarankan kepada pihak pasar modern untuk tidak menggratiskan kantung
plastik, ini dimaksudkan agar para konsumen dapat membatasi penggunaan kantung
tersebut.
Hal senada juga dikemukakan oleh Ahmad Tantan
Sofawi selaku kabid pengendalian pencemaran lingkungan. Dirinya mengajak kepada
pihak toko untuk mengurangi sampah plastik. "Setiap hari pengunjung toko
modern berjumlah 2000 orang dan pada weekend jumlah tersebut sampai dua kali
lipat".
Dirinya merasa prihatin dengan kondisi tersebut,
dan berharap ada regulasi dari pemerintah. Terkait dengan teknologi, bahwasanya plastik dapat
diolah menjadi bahan bakar minyak (BBM) dimana plastik tersebut melalui proses
pemanasan drredan membentuk minyak. (FI)
No comments:
Post a Comment