CianjurNewsFlash (CNF) - Sejak
hari Sabtu (7/9) para pengrajin tahu dan tempe menghentikan
produksinya. Penghentian ini disebabkan karena mahalnya harga kedele
yang merupakan bahan utamanya. Keputusan untuk menghentikan sementara
berproduksi ini merupakan ke keputusan bersama dan ini merupakan aksi
dari pengrajin seluruh Indonesia.
Endang Suryana (37) salah satu pengrajin
pembuat tempe di Rt 02/01 Kebonkembang Kelurahan Pamoyanan kec. Cianjur
kab. Cianjur merasa bingung dan keberatan dengan kenaikan harga kedele.
"Saya merasa keberatan dengan harga kedele seperti sekarang", ujarnya.
Dirinya menuturkan bahwa semua pengrajin tahu dan tempe di Cianjur
menghentikan produksinya sejak hari Sabtu lalu.
Penghentian
produksi ini dikarenakan harga kedele yang tinggi. Endang menambahkan,
biasanya harga1 kilogram kedele dibeli dengan harga Rp7.000, tapi
sekarang naik menjadi Rp9.500 perkilo. Dirinya berharap agar pemerintah
bisa menstabilkan kembali harga kedele agar semua pengrajin tahu dan
tempe bisa berproduksi kembali.
Aksi mogok nasional untuk tidak
berproduksi ini dilakukan sampai hari Rabu dan setelah itu akan kembali
berproduksi. Di Cianjur sedikitnya terdapat sekitar 247 perajin tahu
dan tempe, dan sejak Sabtu mereka menghentikan produksinya karena harga
kedele yang mengalami kenaikan cukup tinggi. (FI)
No comments:
Post a Comment