Friday, March 21, 2014

Lautan Sampah Di Pasar Induk Cianjur

CianjurNewsFlash (CNF) - Sudah sepekan ini Pedagang Pasar Induk Cianjur (PIC) mengeluhkan tidak adanya perhatian dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) menyikapi rusaknya armada pengangkut sampah.

Para pedagang tak diizinkan meminjam armada pengangkut sampah DKP Kabupaten Cianjur, melainkan harus menyewa. Padahal, karena tak terangkut kondisi pasar nyaris menjadi lautan sampah karena terus menggunung.

Ketua K5 Pasar Induk Cianjur Hud Alaidrus mengaku, selama ini biaya retribusi para pedagang di Pasar Induk Cianjur selalu dibayar para pedagang. Namun pada kenyataannya, ketika para pedagang dihadapkan pada masalah sampah yang menumpuk akibat rusaknya armada pengangkut, tidak mendapatkan perhatian pemerintah.

"Malahan kami diharuskan menyewanya. Padahal kami tadinya ingin meminjam. Terpaksa uang sewa armada pengangkut sampah diperoleh dari urunan pedagang. Hampir sepekan biayanya mencapai hampir Rp 8 juta," kata Hud, Senin (28/1/2013).

Hud menyayangkan, dengan tidak adanya perhatian dari pemerintah. Apalagi kubikasi volume sampah di Pasar Induk Cianjur setiap harinya bisa mencapai hampir 60 kubik.

Saat ini, Peraturan Daerah (Perda) menyangkut retribusi pedagang di pasar sudah disahkan DPRD Kabupaten Cianjur sebesar Rp 6.000 per pedagang. Namun pelaksanaannya belum direalisasikan.

"Bagaimana kami mau membayar retribusi sebesar Rp 6 ribu jika timbal baliknya tidak ada dari pemerintah. Ini harus segera dicarikan solusinya, agar jika ke depan terjadinya lagi seperti ini, sikap kami harus bagaimana," tegasnya.
Saat ini di Pasar Induk Cianjur terdapat lebih dari 2.500 bangunan kios dan 1.300 lapak pedagang. Para pedagang setiap harinya membayar retribusi sebesar Rp1.000 per pedagang.
 

"Kami siap membayar retribusi sebesar Rp6.000 sesuai perda. Tapi bisa menjamin tidak pelayanan yang akan diberikan kepada kami. Bayar retribusi Rp 1.000 saja sudah tidak bisa memberikan pelayanan baik. Kadang kami sendiri yang harus membersihkan tumpukan-tumpukan sampah," tegas Wawan, salah seorang pedagang sayuran.

No comments:

Post a Comment