![]() |
CianjurNewsFlash (CNF) - ODHA adalah sebutan untuk orang-orang yang telah mengidap HIV/AIDS. Untuk menjadi pendamping ODHA, seseorang harus tahu dan mengerti seluk beluk HIV/AIDS, sehingga sebagai pendamping, orang tersebut bisa memahami ODHA. Keluarga merupakan pihak pertama yang berhak dan berkewajiban atas kondisi ODHA. Sudah seharusnya keluarga yang menjadi pendamping, pendukung, dan pelindung bagi ODHA.
Pada awal-awal kasus terjangkitnya HIV, kebanyakan orang tersebut cenderung menunjukkan reaksi antara lain menolak hasil tes, menangis, menyesali dan memarahi diri sendiri, bahkan mengucilkan diri sendiri. Saat-saat seperti itu merupakan gejala psikologis yang justru dapat membuat orang tersebut semakin terpuruk.
Terkait dengan peringatan hari AIDS se dunia, salah seorang penderita asal Cianjur, menceritakan awal mula hingga positif terkena penyakit yang sampai saat ini belum ada obatnya. Berikut penuturannya kepada reporter Pasundan radio :
Bisa diceritakan awal mula sampai positif ODHA dan bagaimana reaksi keluarga : Pertama kali dinyatakan positif, saya merasa kaget dan baru terbuka kepada keluarga yaitu 2011 ketika sedang mengandung anak pertama (lima bulan masa kehamilan). Saya merasa sedih karena harus keluar dari rumah (diusir keluarga). Saya adalah pengguna Napza suntik sejak 1998 dan baru diketahui 2006. Demikian juga suami saya positif dan baru ketahuan 2011. Saya kembali datang ke rumah orang tua pada Desember 2013. Stigma diskriminasi dalam keluarga masih terasa. Seperti penggunaan tempat tidur harus khusus sendiri. Demikian juga dalam mencuci pakaian dan alat makan.
Setahu anda, di Cianjur ada berapa banyak penderita : Di Cianjur sendiri ada sekitar 400 orang yang mulai dari usia 1 bulan sampai 40 tahun. Namun demikian saat ini bergeser lebih banyak ke kalangan ibu rumah tangga dan anak-anak. Saat ini di Cianjur sendiri rawan terhadap penyakit Tokso dimana penyakit tersebut langsung menyerang ke otak dan mata dan kebanyakan menyerangnya ke kalangan laki-laki.
Untuk pengobatannya sendiri upaya anda seperti apa : Untuk pengobatan saya secara rutin datang ke RSUD Cianjur. Selain itu juga ada bantuan luar negeri seperti Global Found. Namun saya merasa bingung karena tahun 2015 nanti rencananya bantuan tersebut akan dihentikan. Sedangkan kami harus mengeluarkan dana Rp3 juta per orang. Entah siapa yang akan mendanai apakah pemerintah daerah atau pusat. Kami memiliki kelompok yang bernama Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) yang merupakan kumpulan penderita HIV positif di Cianjur dimana mereka penderita berusia 1 bulan sampai 40 tahun.
Apa yang anda harapkan ketika bantuan tersebut dihentikan : Kedepan diharapkan dari pemerintah daerah memiliki program pemberdayaan bagi penderita ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS), agar mereka memiliki usaha sendiri. Ini dimaksudkan untuk menghindari pemutusan bantuan obat dari Global Found. Dengan adanya pemberdayaan berupa modal usaha kami tidak akan bingung kedepannya. Kami juga berharap ada bantuan dari provinsi dengan demikian dapat membantu untuk modal usaha mungkin dari kemensos.
KDS fungsinya sebagai apa : Dalam KDS kita biasa membantu penderita lainnya untuk membawa obat dari rumah sakit. Kalau kita tidak tahu jalur mana yang ditempuh maka proses pengambilan obat tersebut akan membutuhkan waktu. Selain itu juga mereka takut ketahuan sehingga akan banyak yang mengetahuinya. Kebetulan saya sudah deket dengan dokternya jadi bisa agak cepat. Biar cepat mengambil obat biasanya kita antar dulu sekali hingga tahu jalurnya nanti kedepannya dia bisa ngambil sendiri dengan status dan mendatangi kedokternya biasanya akan lenih cepat.
Mungkin beberapa lapisan masyarakat belum bisa menerima ODHA dilingkungan mereka karena mereka menganggap ODHA itu membahayakan. Sebenarnya dukungan dan respon yang positif dari orang-orang disekitar ODHA adalah orang-orang yang sebenarnya bisa memberikan semangat untuk berpikir positif untuk hidupnya dan juga bisa memberikan hal-hal yang berguna bagi masyarakat disekitar ODHA tersebut. (FI/ferrycia - Penderita berinisial I I - Liputan dan wawancara di dampingi oleh H. Hilman, sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS /KPA Cianjur)
No comments:
Post a Comment