Saturday, June 7, 2014

Cianjur Miliki Banyak Kopti, Namun Persentase Menyelenggarakan RAT Dinilai Masih Kurang

CianjurNewsFlash (CNF) - Sampai saat ini para perajin tahu dan tempe masih merasa terkendala dengan harga kedelai yang cukup tinggi. Semenjak pemerintah menghentikan monopoli import yang berdampak pada dihentikannya subsidi untuk para pengrajin tahu dan tempe di Indonesia.

Koperasi Produsen Tahu-Tempe Indonesia (Kopti) dan para pengusaha tempe harus memutar otak bagaimana agar produksi tempe di Indonesia tetep berjalan dengan kualitas tahu dan tempe tetap terjaga.

Hal tersebut terungkap pada Rapat Anggota Tahunan XXXIII yang dilaksanakan di aula Kopti kabupaten Cianjur, Rabu (29/1/14). "Meski di Cianjur memiliki banyak kopti, namun persentase untuk menyelenggarakan RAT dinilai masih kurang." Demikian yang dikemukakan oleh wakil bupati Cianjur, Suranto, Rabu (29/1/14).

Suranto menambahkan bahwa, saat ini ada Kopti yang rutin mengadakan RAT sehingga anggota-anggotanya dapat berkomunikasi menyusun berkasnya dengan baik dan diharapkan dari dekopin dan dinas terkait dapat membina koperasi tersebut.

Sementara itu pihak Puskopti Jabar, H. Asep Nurdin mengatakan bahwa kalaupun bulog tidak mampu dalam menyediakan bahan baku, maka pemerintah harus memberikan dukungan dalam bentuk insentif kepada bulog yang nantinya diharapkan dapat menyediakan bahan baku tersebut dengan harga yang terjangkau. (FI)

No comments:

Post a Comment