Thursday, April 24, 2014

Pengrajin Peci Asal Gentur Cianjur Kebanjiran Pesanan


CianjurNewsFlash (CNF) - Peci Banglades plat itulah sebutannya. Disebut peci banglades plat karena asalnya dari negara Banglades dan memiliki plat pita di sekelilingnya. Awal usahanya ditahun 2003 di dampingi istri dengan modal sebesar Rp30.000 untuk membeli satu piece bahan, Rp25.000 untuk poring bahan dan kain kapas seharga Rp35.000.

Pemiliki usaha pembuatan peci banglades plat ini adalah H. Abdullah yang memulai usaha pembuatan peci Banglades plat diawali dari idenya sewaktu dirinya berkunjung kerumah saudaranya di Jakarta dan ketika hendak akan pulang dirinya ditawari sebuah peci yang menurutnya cukup unik. Dari situlah timbul ide untuk meneruskan usaha yang sebelumnya sempat terhenti yaitu membuat peci berbagai model. Akhirnya memutuskan untuk membuat peci Banglades plat. 



Didaerahnya yaitu di kampung Gentur sebenarnya sudah sejak tahun 80 an telah ada dan cukup banyak pengrajin usaha rumahan pembuatan peci, namun khusus untuk peci banglades plat ini baru dirintis sejak tahun 2003 dan mengalami booming di tahun 2006.

Selain peci banglades dirinya sempat juga membuat juga peci Thailan, namun karena permintaan terlalu banyak dirinya kewalahan untuk memenuhi pesanan sehingga memutuskan untuk memproduksi hanya satu macam saja.

Pemasaran awalnya hanya kota-kota sekitar Cianjur, namun sekarang sudah sampai Kalimantan dan Sumatera. Permintaan terbanyak yaitu 3 bulan jelang bulan Ramadhan. Khusus di bulan puasa, permintaan semakin banyak dan jumlah pesanan pun banyak yang di tolak karena takut tidak terpenuhi. Untuk memenuhi pesanan dirinya mempekerjakan sebanyak 12 orang. Diakuinya bahwa untuk mencari pekerja sekarang ini agak sulit dikarenakan banyak yang beralih ke industri besar.

Memasuki ramadhan berapapun jumlah peci pasti habis terjual. Dalam dua tahun pesanan menurun hanya empat bulan saja yaitu setelah lebaran saja dan hanya 7-8 kodi dalam sehari.
Harga satu kodi sekitar Rp 110.000. Puncaknya pemesanan di tiga bulan, dan untuk tahun lalu terjual sebanyak 2000 kodi dengan nilai sekitar Rp200 juta.

"Yang membuat bertahan selama sepuluh tahun karena bentuknya yang berbeda dengan peci buatan orang lain, yaitu dengan bentuk sambungan atas yang agak membulat jadi keliatan rapi". Demikian yang dikemukakan oleh H. Abdullah.

Untuk jelang ramadhan tahun ini dirinya kebanjiran order yaitu sekitar tiga ribu kodi termasuk pesanan yang di tolak. Dan apabila sekarang memiliki stok 5000 kodi pun pasti habis. Namun sayang dirinya sulit memenuhi pesanan karena jumlah pegawai dan juga jumlah produksi dari tetangganya tidak dapat memenuhi pesanan.

Dari setiap pemesan keinginan perminggunya mencapai 100 kodi, namun hanya bisa 50% nya saja yang dapat di penuhi. Puncaknya pemesana terbanyak yaitu di bulan rajab, rowah dan puasa. (FI)

No comments:

Post a Comment