Pemiliki usaha pembuatan peci banglades plat ini adalah H. Abdullah yang memulai usaha pembuatan peci Banglades plat diawali dari idenya sewaktu dirinya berkunjung kerumah saudaranya di Jakarta dan ketika hendak akan pulang dirinya ditawari sebuah peci yang menurutnya cukup unik. Dari situlah timbul ide untuk meneruskan usaha yang sebelumnya sempat terhenti yaitu membuat peci berbagai model. Akhirnya memutuskan untuk membuat peci Banglades plat.
Didaerahnya yaitu di kampung Gentur sebenarnya
sudah sejak tahun 80 an telah ada dan cukup banyak pengrajin usaha
rumahan pembuatan peci, namun khusus untuk peci banglades plat ini baru
dirintis sejak tahun 2003 dan mengalami booming di tahun 2006.
Selain
peci banglades dirinya sempat juga membuat juga peci Thailan, namun
karena permintaan terlalu banyak dirinya kewalahan untuk memenuhi
pesanan sehingga memutuskan untuk memproduksi hanya satu macam saja.
Pemasaran
awalnya hanya kota-kota sekitar Cianjur, namun sekarang sudah sampai
Kalimantan dan Sumatera. Permintaan terbanyak yaitu 3 bulan jelang bulan
Ramadhan. Khusus di bulan puasa, permintaan semakin banyak dan jumlah
pesanan pun banyak yang di tolak karena takut tidak terpenuhi. Untuk
memenuhi pesanan dirinya mempekerjakan sebanyak 12 orang. Diakuinya
bahwa untuk mencari pekerja sekarang ini agak sulit dikarenakan banyak
yang beralih ke industri besar.
Memasuki ramadhan berapapun
jumlah peci pasti habis terjual. Dalam dua tahun pesanan menurun hanya
empat bulan saja yaitu setelah lebaran saja dan hanya 7-8 kodi dalam
sehari.
Harga satu kodi sekitar Rp 110.000. Puncaknya pemesanan di
tiga bulan, dan untuk tahun lalu terjual sebanyak 2000 kodi dengan nilai
sekitar Rp200 juta.
"Yang membuat bertahan selama sepuluh tahun
karena bentuknya yang berbeda dengan peci buatan orang lain, yaitu
dengan bentuk sambungan atas yang agak membulat jadi keliatan rapi".
Demikian yang dikemukakan oleh H. Abdullah.
Untuk jelang ramadhan
tahun ini dirinya kebanjiran order yaitu sekitar tiga ribu kodi
termasuk pesanan yang di tolak. Dan apabila sekarang memiliki stok 5000
kodi pun pasti habis. Namun sayang dirinya sulit memenuhi pesanan karena
jumlah pegawai dan juga jumlah produksi dari tetangganya tidak dapat
memenuhi pesanan.
Dari setiap pemesan keinginan perminggunya
mencapai 100 kodi, namun hanya bisa 50% nya saja yang dapat di penuhi.
Puncaknya pemesana terbanyak yaitu di bulan rajab, rowah dan puasa. (FI)
No comments:
Post a Comment