Wednesday, April 2, 2014

Meski Rutin Bayar Tagihan Tapi Air Tak Kunjung Mengalir


CianjurNewsFlash (CNF ) - Yayasan Lembaga Konsumen Cianjur (YLKC) mencatat jika suplai air bersih dari PDAM Tirta Mukti di Kelurahan bojongherang sudah tersendat sejak tiga bulan yang lalu. Bahkan tidak hanya di satu lokasi saja, yakni di Kelurahan Muka juga mengalami hal yang sama.

"Berdasarkan laporan warga yang masuk kepada kami kalau, PDAM sekarang sering tidak ada airnya ketimbang banyak airnya," kata Ketua YLKC , Agung Nur Jamil Nugraha saat ditemui diruang kerjanya, kemarin (21/3).

Dia mengatakan, akibat tersendatnya suplai air pelanggan PDAM di kedua kelurahan tersebut kesulitan melakukan kegiatan sehari-harinya terutama aktivitas rumah tangga.

"Ini seharusnya tidak terjadi sebab warga sudah membayar iuran setiap bulannya sehingga tidak ada alasan air tidak jalan. Akibatnya warga juga merasa terbebani lagi harus membayar iuran," ucapnya.

Dia menuturkan, PDAM Tirta Mukti seharusnya memperhatikan persoalan tersebut. Sebab PDAM sendiri sudah menaikan tarif beberapa waktu lalu. Namun pada kenyataannya, kenaikan tarif tersebut tidak dibarengi dengan pelayanan yang baik.

"Sampai sekarang pelayanan tidak maksimal dan warga pun tidak menikmati hasil dari naiknya tarif. Mereka pun terlihat enjoy dan cuek tidak memperhatikan hak konsumen," ujarnya.

Agung menjelaskan, pihaknya saat ini  terus mengumpulkan keluhan data pelanggan PDAM Tirta Mukti. Pihaknya juga akan mengadukan persoalan ini jika memang  PDAM tidak serius memperhatikan hak para pelanggannya. "Kami akan menggugat PDAM ke pihak Pengadilan," jelasnya.

Uus (41) warga RT 03/14 Kampung Buniwangi, Kelurahan Bojongherang, Kecamatan Cianjur mengatakan, setiap hari harus mondar-mandir mengambil air dengan ember dari sumur RT setempat.Itu dilakukannya untuk memenuhi tiga kamar mandi yang ada di rumahnya akibat suplai air bersih dari Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Mukti tersendat.

"Satu kamar mandi saya harus bolak-balik sebanyak tujuh kali agar baknya penuh. Kalau tiga bisa dihitung sendiri kan," ujar Uus.

Dia mengungkapkan, kondisi tersebut sudah berlangsung selama dua minggu. Dia sudah mengeluhkan hal tersebut ke PDAM Tirta Mukti. Namun sampai kemarin suplai air tetap belum mengalir. Bahkan debit air tidak lagi keluar.

"Padahal saya setiap bulannya rutin membayar tagihan sebesar Rp 90 ribu. Tapi air yang kami butuhkan tidak mengalir sama sekali hingga mau tidak mau saya harus ambil air di tetangga," ujar Uus.

Dindin Basyiruddin (50) ketua RT 03/14, Kelurahan Bojongjerang membenarkan hal tersebut,  warga yang menjadi pelanggan PDAM memang mengeluhkan suplai air bersih yang tersendat sejak lama. Namun, kata dia, memang tidak semua warga yang kesulitan air lantaran ada yang juga menggunakan air sumur ketika suplai PDAM berhenti.

"Sebagian warga yang menggunakan air dari PDAM memang kesulitan air. Itu bagi warga yang hanya mengandalkan air dari PDAM saja. Kalau ada yang pakai sumur tidak begitu kesulitan," ujar Dindien.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Saep Lukman, menyayangkan kinerja PDAM Tirta Mukti yang berbulan-bulan tidak bisa menyuplai air bersih kepada pelanggannya.

"Kami menilai program PDAM Tirta Mukti itu memiliki program sangat bagus seperti 2000 sambungan kepada para pelanggannya, tapi kalau hanya menyediakan sambungan tanpa ada airnya juga percuma," kata Saep, saat ditemui diruang kerjanya, kemarin (21/3).

Dia menjelaskan, persoalan tersendatnya, bahkan terhentinya suplai air merupakan masalah klasik yang juga selalu dijawab dengan persoalan sedang adanya perbaikan. Seharusnya, PDAM memperbaiki kinerjanya supaya pasokan air lancar.

"Kami senantiasa mendorong agar PDAM memperhatikan debit air yang dimiliki. Kalau perlu memiliki sumber air lainnya, tidak mengandalkan satu sumber dari Cirumput saja. Percuma kalau pelanggan banyak tapi tak bisa memenuhi kebutuhan," katanya. 

Saep meminta, PDAM Tirta Mukti harus lebih kreatif dalam menyediakan air. Misalnya seperti mengeksplorasi sumber air lainnya di Kabupaten Cianjur. "Jangan sumber mata air yang ada di Cianjur justru malah dijual atau dikelola pihak swasta," ucapnya.

Selain itu, kata Saep, PDAM bisa memanfaatkan air dari sungai yang ada di Cianjur. Mengingat Cianjur memiliki banyak sungai. "PDAM harus segera mencari solusi karena penduduk semakin banyak sehingga harus mulai memiliki sumber air yang baru," tuturnya.

Pihak PDAM melalui staf direktur, Iwa Kartiwa, mengakui jika suplai air bersih ke Kelurahan Bojongherang dan Kelurahan Muka tersendat. Menurutnya ada gangguan teknis dalam penyaluran air sehingga distribusi air menjadi tidak lancar.

"Kami memang sedang memperbaiki pipa induk yang bocor dan harus melakukan penggalian. Akibatnya ada beberapa saluran yang harus kosong. Tapi pada intinya sudah melakukan perbaikan agar suplai kembali lancar," ujar Iwa.

No comments:

Post a Comment