CianjurNewsFlash (CNF ) - Yayasan Lembaga Konsumen Cianjur (YLKC) mencatat jika suplai air bersih
dari PDAM Tirta Mukti di Kelurahan bojongherang sudah tersendat sejak
tiga bulan yang lalu. Bahkan tidak hanya di satu lokasi saja, yakni di
Kelurahan Muka juga mengalami hal yang sama.
"Berdasarkan laporan
warga yang masuk kepada kami kalau, PDAM sekarang sering tidak ada
airnya ketimbang banyak airnya," kata Ketua YLKC , Agung Nur Jamil
Nugraha saat ditemui diruang kerjanya, kemarin (21/3).
Dia
mengatakan, akibat tersendatnya suplai air pelanggan PDAM di kedua
kelurahan tersebut kesulitan melakukan kegiatan sehari-harinya terutama
aktivitas rumah tangga.
"Ini seharusnya tidak terjadi sebab warga
sudah membayar iuran setiap bulannya sehingga tidak ada alasan air
tidak jalan. Akibatnya warga juga merasa terbebani lagi harus membayar
iuran," ucapnya.
Dia menuturkan, PDAM Tirta Mukti seharusnya
memperhatikan persoalan tersebut. Sebab PDAM sendiri sudah menaikan
tarif beberapa waktu lalu. Namun pada kenyataannya, kenaikan tarif
tersebut tidak dibarengi dengan pelayanan yang baik.
"Sampai
sekarang pelayanan tidak maksimal dan warga pun tidak menikmati hasil
dari naiknya tarif. Mereka pun terlihat enjoy dan cuek tidak
memperhatikan hak konsumen," ujarnya.
Agung menjelaskan, pihaknya
saat ini terus mengumpulkan keluhan data pelanggan PDAM Tirta Mukti.
Pihaknya juga akan mengadukan persoalan ini jika memang PDAM tidak
serius memperhatikan hak para pelanggannya. "Kami akan menggugat PDAM ke
pihak Pengadilan," jelasnya.
Uus (41) warga RT 03/14 Kampung
Buniwangi, Kelurahan Bojongherang, Kecamatan Cianjur mengatakan, setiap
hari harus mondar-mandir mengambil air dengan ember dari sumur RT
setempat.Itu dilakukannya untuk memenuhi tiga kamar mandi yang ada di
rumahnya akibat suplai air bersih dari Perusahaan Air Minum Daerah
(PDAM) Tirta Mukti tersendat.
"Satu kamar mandi saya harus bolak-balik sebanyak tujuh kali agar baknya penuh. Kalau tiga bisa dihitung sendiri kan," ujar Uus.
Dia
mengungkapkan, kondisi tersebut sudah berlangsung selama dua minggu.
Dia sudah mengeluhkan hal tersebut ke PDAM Tirta Mukti. Namun sampai
kemarin suplai air tetap belum mengalir. Bahkan debit air tidak lagi
keluar.
"Padahal saya setiap bulannya rutin membayar tagihan
sebesar Rp 90 ribu. Tapi air yang kami butuhkan tidak mengalir sama
sekali hingga mau tidak mau saya harus ambil air di tetangga," ujar Uus.
Dindin
Basyiruddin (50) ketua RT 03/14, Kelurahan Bojongjerang membenarkan hal
tersebut, warga yang menjadi pelanggan PDAM memang mengeluhkan suplai
air bersih yang tersendat sejak lama. Namun, kata dia, memang tidak
semua warga yang kesulitan air lantaran ada yang juga menggunakan air
sumur ketika suplai PDAM berhenti.
"Sebagian warga yang
menggunakan air dari PDAM memang kesulitan air. Itu bagi warga yang
hanya mengandalkan air dari PDAM saja. Kalau ada yang pakai sumur tidak
begitu kesulitan," ujar Dindien.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD
Kabupaten Cianjur, Saep Lukman, menyayangkan kinerja PDAM Tirta Mukti
yang berbulan-bulan tidak bisa menyuplai air bersih kepada pelanggannya.
"Kami
menilai program PDAM Tirta Mukti itu memiliki program sangat bagus
seperti 2000 sambungan kepada para pelanggannya, tapi kalau hanya
menyediakan sambungan tanpa ada airnya juga percuma," kata Saep, saat
ditemui diruang kerjanya, kemarin (21/3).
Dia menjelaskan,
persoalan tersendatnya, bahkan terhentinya suplai air merupakan masalah
klasik yang juga selalu dijawab dengan persoalan sedang adanya
perbaikan. Seharusnya, PDAM memperbaiki kinerjanya supaya pasokan air
lancar.
"Kami senantiasa mendorong agar PDAM memperhatikan debit
air yang dimiliki. Kalau perlu memiliki sumber air lainnya, tidak
mengandalkan satu sumber dari Cirumput saja. Percuma kalau pelanggan
banyak tapi tak bisa memenuhi kebutuhan," katanya.
Saep meminta,
PDAM Tirta Mukti harus lebih kreatif dalam menyediakan air. Misalnya
seperti mengeksplorasi sumber air lainnya di Kabupaten Cianjur. "Jangan
sumber mata air yang ada di Cianjur justru malah dijual atau dikelola
pihak swasta," ucapnya.
Selain itu, kata Saep, PDAM bisa
memanfaatkan air dari sungai yang ada di Cianjur. Mengingat Cianjur
memiliki banyak sungai. "PDAM harus segera mencari solusi karena
penduduk semakin banyak sehingga harus mulai memiliki sumber air yang
baru," tuturnya.
Pihak PDAM melalui staf direktur, Iwa Kartiwa,
mengakui jika suplai air bersih ke Kelurahan Bojongherang dan Kelurahan
Muka tersendat. Menurutnya ada gangguan teknis dalam penyaluran air
sehingga distribusi air menjadi tidak lancar.
"Kami memang sedang
memperbaiki pipa induk yang bocor dan harus melakukan penggalian.
Akibatnya ada beberapa saluran yang harus kosong. Tapi pada intinya
sudah melakukan perbaikan agar suplai kembali lancar," ujar Iwa.
No comments:
Post a Comment