Monday, May 5, 2014

Warga Jangari Sangat Resah Dengan Keberadaan Tempat Prostitusi

CianjurNewsFlash (CNF) - Sebagai putra daerah, keberadaan tempat prostitusi di kawasan wisata Cirata sudah semakin meresahkan warga sekitar. Kami sangat keberatan dengan keberadaan tempat prostitusi ini, karena dengan adanya tempat tersebut selain moralitas menjadi rendah juga banyak yang mabuk-mabukan menjadi sangat meresahkan.

Masyarakata menghimbau kepada pemerintah kabupaten Cianjur untuk menertibkannya. Sebagai warga masyarakat Jangari terlebih telah dibentuknya Kelompok Penggerak pariwisata (Kompepar) dimana organisasi ini merupakan mitra yang bergerak dalam pariwisata, merasa keberatan.

"Kami memang memiliki tugas dalam menertibkan prostitusi terlebih hal ini telah mendapat dukungan dari masyarakat sekitar meminta untuk menutup tempat prostutusi tersebut". Demikian yang dkemukakan oleh Hendra, selaku wakil ketua Kompepar. Ditambahakan, Kompepar akan segera melaksanakan penutupan tersebut sesuai aspirasi dari masyarakat.

Upaya penutupan tempat prostitusi terlebih dengan staement dari Neneng (dinas pariwisata kabupaten Cianjur, red) bahwa pariwisata jangan diidentikan dengan maksiat. Intinya bahwa Jangari harus tetap bersih dari hal yang berbau prostitusi.

Diakui bahwa keberadaan tempat prostitusi memang sudah ada sejak lama. Pernah beberapa kali dilakukan aksi unjuk rasa (demo) dari warga sekitar Jangari menuntut penutupan tempat esek-esek ini. Upaya tersebut membuahkan hasil, dimana tempat tersebut tidak lagi beroperasi. Namun seiring waktu berjalan keberadaan usaha esek-esek ini kembali muncul.

Keberadaan usaha prostitusi ini sempat di obrak-abrik masyarakat setempat bahkan dibakar karena sudah sangat meresahkan. "Dulu tempat tersebut sempat dibakar dan habis semua, cuma karena ada oknum-oknum masyarakat mereka mendirikan kembali tempat tersebut", ujar Hendra.

Dirinya menambahkan bahwa beberapa waktu lalu sempat ditutup kembali dan masyarakat sudah kembali tenang, tapi kembali ada oknum yang kembali mendirikan.
Oknum yang dimaksud sebetulnya putra daerah yang sebatas mementingan diri sendiri tanpa melihat dampak dari keberadaan tempat prostitusi tersebut.

Diakui bahwa pelaku prostitusi tersebut tidak menutup kemungkinan dari warga sekitar namun kebanyakan berasal dari luar. (FI)

No comments:

Post a Comment